Iran Setelah Tragedi Raisi, Penyebab Kecelakaan Heli hingga Perang Israel
Kepanikan AS dan Embargo Suku Cadang

Amerika Serikat sempat panik begitu mendengar kabar helikopter yang membawa Raisi hilang pada 19 Mei hingga ditemukan keesokan harinya.
Politico melaporkan, ada kekhawatiran di kalangan pejabat AS sepanjang hari Minggu (waktu Washington DC) bahwa Iran akan menyalahkan negara mereka atas kejadian tersebut. Dalam laporan itu juga terungkap, AS khawatir insiden itu menyebabkan peningkatan ketegangan dengan Israel. Hal ini membuat para pejabat AS diliputi rasa cemas mengikuti perkembangan tentang helikopter jatuh tersebut.
Bahkan ada pejabat yang menyinggung bahwa kematian Raisi bisa memicu Perang Dunia III. Mereka bertanya-tanya, bagaimana jika kecelakaan itu mengubah dinamika di Timur Tengah.
“Untuk sementara, bukanlah hal yang gila untuk ditanyakan, ‘Apakah ini awal mula Perang Dunia III?” kata salah satu pejabat AS, seperti dilaporkan Politico.
Kecelakaan helikopter Raisi tak bisa dilepaskan dari embargo suku cadang yang diberlakukan AS terhadap Iran pasca-Revolusi Islam 1979. Peralatan militer buatan AS yang digunakan Iran saat ini telah dibeli sebelum revolusi, peristiwa yang menjadi titik balik hubungan kedua negara.
Revolusi Islam menggulingkan pemerintahan monarki Shah Mohammad Reza Pahlevi yang pro-AS dan mengubah sistem negara menjadi republik. Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran pertama adalah Ayatollah Rohullah Khomeini.
Lantas apa hubungannya dengan AS? Selama revolusi berlangsung, AS tentu saja menjadi sasaran kritik keras karena menjadi pendukung utama dinasti Pahlevi. Puncaknya, para mahasiswa Iran menduduki Kedutaan Besar AS di Teheran pada 4 November 1979. Para mahasiswa juga menyandera lebih dari 50 warga AS, mulai dari staf junior hingga Kuasa Usaha. Penyanderaan para diplomat dan anggota keluarga mereka itu berlangsung selama 444 hari.
Sejak itu, AS memberlakukan beberapa kali embargo atau sanksi terhadap Iran.
Dikutip dari United States Institute of Peace, pemerintahan Presiden Jimmy Carter, yang berkuasa saat peristiwa Revolusi Islam, langsung memberlakukan embargo terhadap Iran.
Setelah itu disusul dengan pemerintahan Presiden Ronald Reagan pada 1983. Embargo saat itu terkait dengan Perang Iran-Irak yang berlangsung pada 1980 hingga 1988. Saat itu AS melancarkan Operasi Staunch, upaya diplomatik di seluruh dunia untuk memblokir pasokan senjata, terutama suku cadang peralatan AS yang dikirim semasa pemerintahan monarki, ke Iran.
Bukan hanya itu, Reagan menekan negara-negara lain untuk menghentikan penjualan senjata ke Iran. Negara-negara tersebut menurut, memberlakukan pembatasan ekspor barang-barang militer ke Iran.