Pengaju petisi lainnya, Bekmurat Nusupkan uulu, mengatakan kerabat di China takut berbicara di telepon atau di aplikasi pesan populer China, WeChat. Dan ketakutan mereka memang berdasar, katanya.
"Mertua laki-laki mengunjungi saya pada Februari 2018. Dari tempat saya, dia menelepon anak laki-lakinya di China, dia menanyakan keadaannya dan berbagai hal lain. Tidak lama kemudian anak laki-lakinya Baurzhan ditahan. Dia dikatakan menerima telepon dari Kazakhstan dua atau tiga kali dan kemudian dikirim ke kamp politik."
Human Rights Watch menyatakan para tahanan dibui tanpa melalui proses yang menjadi haknya -tidak didakwa ataupun diadili- tidak diberikan akses ke pengacara ataupun keluarga.
Orynbek Koksybek merupakan seorang etnik Kazakh yang selama berbulan-bulan berada di kamp.
"Saya menghabiskan tujuh hari di neraka di sana," katanya.
"Tangan saya diborgol, kaki saya diikat. Mereka menjebloskan saya ke lubang. Saya mengulurkan kedua tangan dan melihat ke atas. Saat itu, mereka menyiram saya. Saya berteriak," paparnya.