"Saya tidak ingat apa yang terjadi kemudian. Saya tidak mengetahui mengapa saya berada di lubang tetapi saat itu musim dingin dan cuaca sangat dingin. Mereka mengatakan saya seorang pengkhianat, bahwa saya memiliki dua kewarganegaraan, saya berutang, dan memiliki tanah."
Koksybek menngklaim tidak satu pun hal itu benar.
Sepekan kemudian, Koksybek dibawa ke tempat lain di mana dia belajar bahasa dan lagu China. Dia diberitahu akan diizinkan pergi jika mengenal 3.000 kata.
"China menyebutnya sebagai kamp pendidikan kembali untuk mengajarkan orang. Tetapi jika mereka ingin mendidik, mengapa mereka memborgol orang?" tuturnya.
"Mereka menahan Kazakh karena mereka Muslim. Mengapa memenjarakan mereka? Tujuan China adalah menjadikan Kazakh sebagai orang China. Mereka ingin menghapus seluruh etnis itu," katanya.
Tidaklah mungkin memastikan kebenaran cerita Orynbek Koksybek secara independen, namun penjelasannya sama dengan yang dicatat Human Rights Watch dan para pegiat lain.