"Aku menunggu Papa pulang buat ajak Papa main, satu jam saja. Mama bilang kalau waktu Papa sangat berharga, jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp30.000,00. Karena uang tabunganku tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000,00 dari Papa."
Mendengar permintaan anaknya, Ayah langsung terdiam, terenyuh, dan menangis. la memeluk anaknya sambil menangis dan minta maaf.
Kisah ini mengisahkan seorang anak bernama Jordan yang memiliki minat dan bakat dalam olahraga basket sejak kecil. Meskipun menghadapi rintangan dan penolakan, Jordan tidak pernah menyerah dan terus berlatih.
Ketika masih SMA, Jordan ditolak untuk masuk tim basket sekolahnya karena dianggap terlalu pendek dan kurang mahir. Namun, hal tersebut tidak membuatnya putus asa.
Ia terus berlatih dengan tekun setiap hari, mengatasi kelemahan tekniknya dan melatih fisiknya. Beberapa tahun kemudian, Jordan kembali mengikuti tes tim basket sekolahnya dan berhasil diterima.