"Makasih, Mas!" ucapku penuh semangat dengan rasa senang tak terkira, seperti anak kecil diberi es krim. Tidak apa-apa jauh sampai harus berjalan ke jalan raya, asalkan ban bisa ditambal.
Alhamdulillah, saat itu saya ditemani ustaz saya, Pak Nur Yulianto. Jazakallah, Pak Ustaz. Beliau tidak tega meninggalkan saya sendiri, berjalan menelusuri malam untuk mencari tukang tambal ban.
Setengah jam berjalan, akhirnya, saya menemukan tukang tambal ban. Tapi, rupanya ujian masih belum usai. Tukang tambal ban ternyata sudah tidur dan tidak bisa dibangunkan. Tukang ban tetap tidak bangun walaupun sudah saya goyang-goyang tubuhnya. Saya mencoba memahaminya. Mungkin tukang ban sudah terlalu capek hingga digoyang-goyang juga tetap tidak bangun.
Perjalanan pun kami lanjutkan. Akhirnya, kami menemukan tukang tambal ban yang sedang menambal ban sebuah motor setelah kami berjalan berkilo-kilo jauhnya.
"Alhamdulillah, .... " ucapku dengan rasa senang luar biasa, sambil menuntun motor tuaku dengan semangat walaupun tenaga sudah mulai loyo.