Berbeda dengan suasana bersih yang ditayangkan stasiun televisi Pemerintah China, kondisi kamp-kamp tersebut sangat kotor.
"Pintu asrama kami dikunci pada malam hari. Tapi tidak ada toilet di dalam. Mereka hanya memberi kami mangkuk," kata Ablet.
Kesaksian sejumlah warga Uighur ini tidak bisa diverifikasi secara independen.
BBC sudah bertanya kepada Pemerintah China mengenai tudingan-tudingan tersebut, namun tidak mendapat jawaban.
Bagi warga Uighur di luar Xinjiang, berita mengenai kondisi di wilayah itu sama sekali kering.
Mengapa demikian? Pasalnya, ketakutan berujung pada kebungkaman.
Laporan adanya orang-orang yang dikeluarkan dari kelompok bincang keluarga di layanan pesan singkat, atau diminta jangan pernah menelpon lagi, banyak bermunculan.