Ablet ditahan selama sebulan pada akhir 2015. Dalam berbagai konteks, dia termasuk yang beruntung.
Pada awal kamp penahanan didirikan, masa "kursus" pendidikan ulang tampaknya lebih pendek. Sebab selama dua tahun terakhir ada sejumlah laporan bahwa tidak ada seorang pun yang dibebaskan dari kamp-kamp tersebut.
Ablet juga bisa dikatakan beruntung karena dia merupakan rombongan warga Uighur yang bisa meninggalkan China. Saat ini, warga Uighur sulit hijrah karena ada penarikan paspor secara besar-besaran.
Ablet memilih mengungsi ke Turki, negara yang memiliki diaspora Uighur cukup besar karena ada keterkaitan budaya dan bahasa.
Dia menceritakan bahwa ayahnya yang berusia 74 tahun dan delapan saudara kandungnya masih ditahan di kamp.